Pintu gerbang kompleks makam Ki Ageng Bungkul |
Assalamu alaikum wr wb.
Gimana kabar sobat pembaca semua? Semoga selalu diberikan
kesehatan dan kebahagiaan.
Setelah artikel sebelumnya membahas Sunan Ampel, kali ini
blog Littlewawan akan menulis mengenai sosok Ki Ageng Bungkul, yang tidak
terlepas kaitannya dengan Sunan Ampel.
Makam Ki Ageng Bungkul berada di Taman Bungkul – Jl Raya
Darmo Surabaya. Taman ini digunakan sebagai public area. Masuk ke area makam
melewati sebuah gerbang kecil di dekat area wisata kuliner. Kemudian di dalam
kita akan melewati mushola dan rumah penjaga makam. Kemudian kita masuk lewat
pintu gerbang lagi ke dalam makam beliau. Di dalam kompleksnya juga ada
beberapa makam lainnya, yaitu makam keluarga dan santri Ki Ageng Bungkul.
Siapakah sosok Ki Ageng Bungkul ?
Menurut cerita sejarah yang diyakini masyarakat, beliau
adalah keturunan keluarga pejabat kerajaan Mojopahit. Nama beliau sebelumnya
adalah Ki Ageng Supo alias Mpu Supo. Setelah memeluk Islam beliau berganti nama
menjadi Ki Ageng Mahmudin. Beliau juga ikut menyebarkan agama Islam di
Surabaya.
Alkisah Raden Rahmat dari kerajaan Champa datang ke
Mojopahit, kemudian diberi tanah di daerah Ampel – Surabaya. Dalam
perjalanannya Rd Rahmat sempat mampir ke kediaman Mpu Supo. Kemudian Rd Rahmat
meneruskan perjalanannya lalu menetap di daerah Ampel, kemudian lebih dikenal
sebagai Sunan Ampel.
Kisah Sunan Ampel baca disini. masjid-agung-sunan-ampel-dan-sejarahnya
Ki Ageng Bungkul memiliki putri bernama Dewi Wardah. Ki
Ageng Bungkul ingin putrinya segera menikah, kemudian beliau memetik buah
delima dari kebunnya, lalu dihanyutkan ke sungai Kalimas. Beliau bernazar bahwa
siapa yang menemukan delima itu akan diangkat sebagai suami putrinya.
Esok harinya, beliau menyusuri Kalimas, lalu sampai di
pesantren Sunan Ampel. Beliau menanyakan pada Sunan ampel siapa yang menemukan
buah delima yang hanyut di sungai. Ternyata yang menemukan adalah seorang
santri bernama Raden Paku.
Padahal Rd Paku sebenarnya akan menikah dengan putri dari
Sunan Ampel, bernama Dewi Murtosiyah. Tapi Sunan ampel menganggap bahwa ini
memang sudah suratan takdir, bahwa Rd Paku akan memiliki 2 istri, yaitu Dewi
Wardah dan Dewi Murtosiyah. Kedua istrinya merupakan keturunan ulama terkenal.
Rd Paku selanjutnya dikenal sebagai Sunan Giri.
Demikian kisah mengenai
Ki Ageng Bungkul, semoga bisa bermanfaat buat sobat pembaca blog Littlewawan.
Terimakasih.
Suasana di dalam kompleks makam Ki Ageng Bungkul |
Wassalam.
Phone/Whatsapp : +6281331122195
Email : little.wawan@gmail.com
Twitter : @little_wawan
Facebook : littlewawanblogger
Tulisan sebelumnya :
masjid agung sunan ampel dan sejarahnya
touring to goa cina beach
pertempuran surabaya & museum tugu pahlawan
touring to dalegan beach
No comments:
Post a Comment