![]() |
Penggambaran sosok Raden Patah (sumber : wacananusantara.com) |
Sambungan dari bagian-1
sultan-pertama-di-jawaNaiknya kekuatan Demak & mundurnya Mojopahit
Demak bertumbuh semakin maju. Posisinya di pesisir banyak
dikunjungi pedagang di seluruh nusantara. Pada masa pemerintahan Rd Patah,
didirikan Masjid Agung Demak dan keraton didekatnya. Masjid agung menjadi pusat
penyebaran Islam oleh para wali.
Kondisi berbeda terjadi pada kerajaan Mojopahit, mengalami
kemunduran, banyak kadipaten yang memerdekakan diri, dan sudah tidak bisa
dikuasai lagi.
Istana Raja Kertabumi mendapat serangan dari Ranawijaya
untuk membalas kekalahan ayahnya dahulu saat perebutan kekuasaan Mojopahit.
Kertabumi dan pengikutnya melarikan diri ke gunung Lawu dan sang raja moksa
(menghilang secara gaib) di Candi Cetho. Kebenaran mengenai peristiwa moksa ini
masih jadi perdebatan kebenarannya.
Ibukota kerajaan Mojopahit
dipindah ke Daha (Kediri), Ranawijaya menjadi raja dengan gelar Prabu Natha
Girindrawardhana Dyah Ranawijaya. Meskipun Rd Patah mengakui kekuasaan
Ranawijaya sebagai penguasa Mojopahit, tapi sempat ada perang antara mereka
karena Ranawijaya menjalin hubungan dekat dengan pihak Portugis yang saat itu
sudah bercokol di Malaka (Malaysia).
![]() |
Peta kekuasaan Demak (sumber : mbahrogo.wordpress.com) |
![]() |
Masjid agung Demak (sumber : tripadvisor.com) |
Pengganti Raden Patah
Rd Patah wafat pada tahun
1518, usia 63 tahun. Diperkirakan penyebabnya karena sakit. Penggantinya adalah
Raden Abdul Qadir alias Adipati bin Yunus alias Pati Unus, yang merupakan
menantu Rd Patah. Pati Unus adalah putra Raden Muhamad Yunus.
Pati Unus cukup dikenal dalam
sejarah karena keberaniannya memimpin pasukan gabungan dari Jawa, untuk
menyerang Portugis yang sudah menguasai Malaka.
Kontroversi kisah Raden Patah
Sebenarnya kisah mengenai Rd
Patah ada beberapa versi, dan kisah-kisah itu menimbulkan kontroversi.
1. Misalnya
mengenai pernikahan ibunya dengan Kertabumi. Dimana sang ibu adalah keturunan
ulama Islam, mana mungkin menikah dengan raja beragama non-muslim? Apakah saat
menikah sang pangeran menjadi mualaf?
2. Mengenai
sang ayah tiri, Adipati Palembang Arya Damar, ada versi yang menceritakan bahwa
dia adalah putra Kertabumi juga. Mana mungkin ibu Rd Patah menikahi anak
tirinya sendiri? Padahal sang ibu keturunan ulama Islam, pastinya tahu bahwa
hal itu tidak mungkin. Lalu apakah ini tidak menimbulkan kekacauan silsilah Rd
Patah dengan adik tirinya (Rd kusen) ?
3. Mengenai
gelar Sayyid pada Rd Patah, bila memang didapat dari garis keturunan sang ibu,
bukankah seorang wanita sayyidah (syarifah) harusnya menikah dengan seorang
sayyid, bukan dengan seorang pangeran non-muslim?
4. Mengenai
hubungan Rd Patah dengan ayahnya. Ada beberapa versi bahwa Rd Patah menyerang
kerajaan Mojopahit untuk menggulingkan kekuasaan sang ayah. Bukankah saat itu
Rd Patah memiliki kedekatan dengan para Sunan? Tidak mungkin mereka menyarankan
Rd Patah untuk berbuat durhaka.
Demikian kisah Rd Patah yang
telah tertulis dalam sejarah, namun ada beberapa versi yang bisa menimbulkan
kontroversi, mungkin hal ini masih perlu dikaji lebih dalam oleh para ahli
sejarah.
Semoga tulisan ini bisa
bermanfaat untuk sobat pembaca Littlewawan. Kami sadari bahwa tulisan ini masih
ada kekurangan, jadi kami mohon kritiknya, bisa disampaikan dalam kolom
komentar. Terimakasih.
Wassalam.
Phone/Whatsapp : +6281331122195
Email : little.wawan@gmail.com
Twitter : @little_wawan
Facebook : littlewawanblogger
Tulisan sebelumnya :
kisah ki ageng bungkul
masjid agung sunan ampel dan sejarahnya
touring to goa cina beach
pertempuran surabaya & museum tugu pahlawan
touring to dalegan beach
Wassalam.
Phone/Whatsapp : +6281331122195
Email : little.wawan@gmail.com
Twitter : @little_wawan
Facebook : littlewawanblogger
Tulisan sebelumnya :
kisah ki ageng bungkul
masjid agung sunan ampel dan sejarahnya
touring to goa cina beach
pertempuran surabaya & museum tugu pahlawan
touring to dalegan beach