Wednesday, August 26, 2015

Tahta berdarah Singhasari

Foto Candi Singhasari

Assalamu alaikum wr wb.

Prolog

Gimana kabarnya sobat pembaca & peminat cerita sejarah sekalian, dalam keadaan sehat kan?
Mengawali tulisan disini, blog Little Wawan akan mengangkat kisah kerajaan Singhasari (=Singasari / Singosari) yang penuh pertumpahan darah. Justru karena banyak pertumpahan darah dalam perebutan tahtanya, cerita ini menjadi menarik dikisahkan.
Sebelumnya penulis berkesempatan mengunjungi situs peninggalan Singhasari, bulan Juli 2015, di dekat kota Malang. Situs yg dikunjungi yaitu Candi Singasari, lokasi di daerah Tumapel. Candi ini memakai bahan batu hitam (andesit) yang ditumpuk dan penuh ukiran. Tangga naik ada di satu sisi, langsung menuju ruang utama. Di sisi yang lain ada ruang-ruang kecil untuk patung. Menurut catatan sejarah candi ini dibangun pada masa pemerintahan terakhir raja Singhasari, yaitu Kertanegara.
Bila melihat letak geografisnya, candi ini menghadap Gn Arjuno. Kabarnya gunung ini merupakan tempat persemayaman para pertapa Hindu & Buddha, pada saat itu.

Si cantik Ken Dedes & Akuwu Tunggul Ametung 

Ok, kisah ini bermula dari sosok gadis cantik bernama Ken Dedes, putri dari seorang pendeta bernama Mpu Purwa, tinggal di desa Panawijen. Saking cantiknya, seorang akuwu (=camat) dari Tumapel bernama Tunggul Ametung, langsung jatuh cinta saat berkunjung ke kediaman sang pendeta. Tapi sayang keinginan untuk mempersunting Ken Dedes tidak bisa diterima saat itu, karena bapaknya sedang pergi jauh.
Tunggul Ametung tidak sabar lalu menculik sang gadis cantik untuk dibawa ke istananya di Tumapel. Saat Mpu Purwa pulang ke rumah, dia menjadi marah, karena putrinya telah diculik. Dia marah juga pada warga desa Panawijen, karena tidak memberinya kabar mengenai penculikan ini.
Mpu Purwa mengutuk sumur di desa ini akan kering. Mpu Purwa juga mengutuk penculik putrinya akan mati tertusuk keris. Tunggul Ametung tidak sadar adanya kutukan ini, lalu menikahi secara paksa si cantik Ken Dedes di Tumapel.

Ken Arok & asal-usulnya

Di Tumapel, Tunggul Ametung memiliki seorang pengawal bernama Ken Arok (=Ken Angrok). Melihat kecantikan Ken Dedes, sang pengawal ikut jatuh cinta. Siapakah sebenarnya tokoh Ken Arok ini, gimana asal-usulnya?
Ken Arok adalah putra dari pasangan Gajah Para & Ken Endok, di desa Campara-Blitar. Namun sebenarnya Ken Arok merupakan hasil perselingkuhan sang ibu dengan pembesar kerajaan Kediri, ada kemungkinan adalah raja di Kediri. Mengetahui perselingkuhan ini Gajah Para menceraikan istrinya, disaat mengandung.
Tahun 1182 Ken Arok lahir, namun dibuang di pekuburan, untuk menutupi aib sang ibu. Bayi ini kemudian dipungut oleh seorang pencuri, namanya Lembong. Dibawah asuhannya, Ken Arok tumbuh menjadi pencuri & penjudi. Karena Ken Arok banyak hutang karena berjudi, Lembong mengusirnya.
Lalu ia diasuh oleh seorang penjudi bernama Bango Samparan di desa Karuman-Blitar. Karena tidak cocok dengan istri tua Bango Samparan, Ken Arok lalu minggat dan bertemu dengan Tita, anak kepala desa Siganggeng-Malang.
Mereka berdua menjadi perampok yang terkenal di seluruh daerah kerajaan Kediri. Ken Arok menikah dengan Umang, putrinya Bango Samparan. Kelak dari pernikahan ini lahir 4 orang anak, mereka yaitu Tohjaya, Panji Sudatu, Tuan Wergola, Dewi Rambi.
Kemudian di Tumapel, Ken Arok bertemu dengan pendeta dari India bernama Lohgawe. Lohgawe melihat bahwa Ken Arok adalah titisan Dewa Wisnu, yang selama ini dia cari. Lohgawe menyarankan Akuwu Tunggul Ametung untuk mempekerjakan Ken Arok sebagai prajurit Tumapel.

Ken Arok & keris sakti Mpu Gandring

Alkisah Ken Arok sedang mengawal majikannya, Tunggul Ametung & Ken Dedes berburu di hutan. Sewaktu Ken Dedes turun dari kereta, kainnya tersingkap, sehingga Ken arok bisa melihat selangkangan Ken Dedes yang bercahaya. Ken Arok menanyakan hal ini pada pendeta Lohgawe, hal ini adalah pertanda bahwa anak keturunan Ken Dedes akan menjadi raja-raja. Ken Arok yang memang sudah jatuh cinta dengan Ken Dedes, bertekad merebut istri majikannya itu. tapi itu tidak mudah karena Tunggul Ametung terkenal kesaktiannya yang kebal senjata.
Atas saran Bango Samparan, Ken Arok lalu menemui Mpu Gandring yang terkenal sebagai pembuat keris sakti dari desa Lulumbang-dekat Wlingi Blitar. Ken arok minta dibuatkan keris sakti yang dapat membunuh orang kebal senjata. Mpu Gandring menyanggupi penyelesaian keris setahun, bahannya dari logam yang jatuh dari luar angkasa (= meteor). Tapi Ken Arok minta diselesaikan dalam 5 bulan. 5 bulan kemudian, Ken Arok datang menemui sang mpu dan meminta kerisnya. Karena keris masih setengah jadi, Ken Arok merasa marah dan menikam Mpu Gandring.
Sebelum mati Mpu Gandring mengutuk keris itu akan membunuh 7 orang, termasuk membunuh Ken Arok juga. Kesaktian keris itu terbukti bisa membelah batu. Pembunuhan Tunggul Ametung Pulang ke Tumapel, Ken Arok menunjukkan keris sakti itu pada rekan prajurit Tumapel, Kebo Ijo. Karena keistimewaan keris itu, Kebo Ijo ingin meminjamnya. Di hadapan teman-teman yang lain Kebo Ijo mengatakan bahwa dialah pemilik keris itu.
Ken Arok lalu mengajak Kebo Ijo pesta miras, saat dia sedang mabuk, Ken Arok mengambil kembali keris saktinya, lalu menyusup ke dalam kamar Tunggul Ametung. Tunggul Ametung sedang tertidur saat Ken Arok masuk, lalu ditusuklah sang akuwu hingga meninggal, ilmu kebalnya bisa ditembus oleh kesaktian keris Mpu Gandring. Tunggul Ametung korban ke-2 keris sakti.
Sebenarnya Ken Dedes menjadi saksi pembunuhan itu, namun berkat rayuan Ken Arok, Ken Dedes bersedia menutupi siapa pembunuh suaminya. Justru Kebo Ijo lah yang menjadi tersangka pembunuhnya, karena semua temannya menganggap bahwa keris sakti yang membunuh sang akuwu adalah milik Kebo Ijo. Kebo Ijo pun dihukum mati dengan keris itu (korban ke-3).
Peristiwa ini terjadi tahun 1222, usia Ken Arok 40 tahun, usia Tunggul Ametung 37 tahun.

Bersambung ...
tahta-berdarah-singhasari-2 

Penulis ikutan foto di depan Candi Singhasari

Phone/Whatsapp : +6281331122195
Email : little.wawan@gmail.com
Twitter : @little_wawan
Facebook : littlewawanblogger

Tulisan sebelumnya :

No comments: