Assalamu alaikum wr wb.
Pada kesempatan ini blog Little Wawan akan membahas misteri
kota Petra. Sebuah kota kuno di Jordania, Timur Tengah. Dalam bahasa Yunani,
petra artinya “batu”. Bangsa Arab menyebutnya Al-bitra. Kota yang sempat
menghilang dari mata peradaban dunia ini, ditemukan kembali oleh Johann Ludwig
Burckhardt, seorang arkeolog atau penjelajah dari Swiss, yang tertarik pada
penjelajahan dunia & kebudayaan Timur Tengah dan Afrika. Pembahasan
mengenai sosok penjelajah yang menarik ini, akan dibahas pada tulisan lainnya.
Kota Petra merupakan kota dengan Bangunan yang dipahat pada
bukit bebatuan. Sehingga menciptakan keindahan arsitektur yang unik, sekaligus
sebagai benteng pertahanan terhadap serangan musuh, juga kuat dalam menghadapi
badai yang biasa terjadi di daerah gurun.
Ada beberapa versi mengenai penduduk kota Petra. Versi yang
paling terkenal, yaitu penduduknya adalah suku bangsa Nabath/Anbath/Nabatean.
Petra didirikan pada abad ke-6 SM oleh Raja Aretas IV. Kota ini dibangun dengan
memahat tebing-tebing batu sehingga tercipta bentuk-bentuk pilar, jendela,
pintu maupun dinding dari batu. Keahlian mereka memahat batu mungkin bisa
disejajarkan dengan keahlian bangsa Mesir kuno dan Romawi. Untuk sistim
pengairannya sudah mengenal hidrolis. Dikabarkan juga mereka sudah mengenal
sistim saluran air bersih dan tangki penyimpanan air. Oleh penelitian arkeolog
bangsa Nabath diketahui memuja dewa matahari, juga dewa-dewa lainnya.
Mulai abad ke-3 SM penduduk kota ini mengalami kemajuan
secara ekonomi karena masuk dalam jalur perdagangan penting antara Mesir,
jazirah Arab, dan Syam, juga India. Namun secara misterius peradaban kota
menghilang. Kemungkinan karena pengaruh kekuasaan Romawi atau karena sebab
lainnya.
Di dalam Al-quran, diceritakan mengenai “kaum Tsamud/Thamud”.
Kaum Thamud digambarkan sebagai kaum yang berpindah-pindah, yang memiliki
keahlian memahat gunung-gunung menjadi rumah/istana. Salah satu kota yang mereka
diami adalah kota Al-hijr. Namun mereka masih menyembah berhala. Kemudian
muncullah Nabi Shaleh as, yang berasal dari mereka sendiri, untuk menyerukan
akidah yang benar yaitu menyembah Allah swt. Tapi kaum Thamud membangkang,
malah menantang balik dan mengolok Nabi Shaleh as. Akhirnya Allah swt
menurunkan azab yang mengerikan dan binasalah mereka secara total.
Dalam Al quran, mengenai binasanya kaum Tsamud disebut
berulang-ulang.
“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka
Shalih. Ia berkata;"Hai kaumku, sembahlah allah, sekali-kali tiada Tuhan
bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang nyata kepadamu dari
Tuhanmu. Unta betina Allah ini menjadi tanda bagimu, maka biarkanlah ia makan
di bumi Allah, dan janganlak kamu mengganggunya, dengan gangguan apapun, maka
kamu ditimpa siksaan yang pedih.
Dan ingatlah olehmu di waktui Tuhan menjadi menjadikan kamu
pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Ad dan memberikan tempat
bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan
kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah, maka ingatlah nikmat-nikmat
Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan.”(QS Al
A'raf 73-74)
“Dan sesungguhnya penduduk (kota) Al-Hijr telah mendustakan
para rasul, dan Kami telah mendatangkan kepada mereka (tanda-tanda) kekuasaan
Kami, tetapi mereka selalu berpaling darinya. Dan mereka memahat rumah-rumah
dari gunung batu (yang didiami) dengan aman. “(Surat Al-Hijr ayat 80-82).
“Karena itu mereka ditimpa gempa, maka jadilah mereka
mayat-mayat yang bergelimpangan di tempat tinggal mereka.” (Surat Al-A’raaf
ayat 78).
“Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk
tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu, maka mereka
disambar petir adzab yang menghinakan disebabkan apa yang telah mereka
kerjakan. “(Surat Fushilat ayat 17).
“Dan (juga) kaum ‘Aad dan Tsamud, dan sungguh telah nyata
bagi kamu (kehancuran mereka) dari (puing-puing) tempat tinggal mereka…” (Surat
Al-Ankabut ayat 38)
“Dan (Kami binasakan) kaum ‘Ad dan Tsamud dan penduduk Rass
dan banyak (lagi) generasi-generasi di antara kaum-kaum tersebut.” (Surat
Al-Furqaan ayat 38)
Sampai sejauh ini, para arkeolog dan ahli agama beranggapan
bahwa memang kaum Thamud-lah yang mendiami kota Petra, kota yang dipahat dari
gunung/bukit batu, yang secara misterius menghilang penduduknya. Semoga ini
bisa menjadi pelajaran untuk kita semua.
Wassalam.
Salam dari kota pahlawan.
Sumber :
tulisan sebelumnya :
No comments:
Post a Comment