Assalamu alaikum wr wb.
Bila mendengar nama ‘Gajah Mada’ sobat Little Wawan pastinya
sudah tahu mengenai dirinya yang seorang mahapatih, yang sudah mempersatukan
nusantara dibawah kekuasaan kerajaan Majapahit. Tapi mengenai kisah hidupnya
masih banyak yang belum mengetahuinya. Untuk itu blog Little Wawan akan
mengupas asal-usulnya yang masih menjadi misteri, karena ada beberapa versi
berbeda.
Versi ‘Babad Gajah
Maddha’
Lontar babad Gajah Maddha ditulis oleh sastrawan jaman
kerajaan Majapahit mengisahkan perjalanan hidup sang mahapatih. Dikisahkan sepasang
suami istri dari kota Wilwatikta, bernama Curadharmawysa dan Nariratih. Keduanya
lalu menjadi pendeta dibawah bimbingan Mpu Ragarunting di desa Lemah Surat.
Sang suami diberi nama baru Mpu Curadharmayogi, istrinya
diberi nama baru Patni Nuriratih. Sang suami lalu tinggal di asrama Gili Madri,
sedangkan istrinya tetap tinggal di Wilwatikta. Sesuai peraturan agama, bahwa
pendeta tidak boleh berhubungan intim, meskipun keduanya adalah suami istri. Namun
suatu saat mereka melakukannya, sehingga si istri hamil.
Tapi dalam kisah babad, diceritakan bahwa kehamilan itu
karena hubungan si istri dengan Dewa Brahma yang menyamar menjadi si suami. Mungkin
kebenaran tulisan babad ini penuh keraguan.
Akhirnya karena merasa malu terhadap gurunya dan orang
sekitarnya, mereka berdua mengembara ke tempat yang jauh. Mereka pun sampai di
daerah Gunung Semeru. Saat itu kandungan si istri sudah semakin besar. Sewaktu si
istri mau melahirkan, mereka masuk ke sebuah pura atau bale agung di desa
Maddha, dan sang bayi dilahirkan disana. Bayi itu pun ditinggalkan di bale
agung dan mereka berdua pergi ke gunung. Oleh penguasa desa Maddha bayi itu
dipungut, namun akhirnya sang bayi dibawa oleh seorang patih ke kota Wilwatikta.
Karena ditemukan di desa Maddha, sang bayi diberi nama Maddha.
Saat dewasa, Maddha bergabung dalam pasukan tentara
bhayangkara, dan selanjutnya menjadi patih di Kahuripan, kemudian menjadi patih
di Kediri. Saat patih di Majapahit mengundurkan diri, Maddha ditunjuk sebagai
penggantinya. Tambahan nama ‘Gajah’ kemungkinan adalah julukan atau gelar yang
diberikan karena tubuhnya yang kuat & besar.
Versi cerita rakyat Lamongan
Di dalam cerita rakyat daerah Lamongan, disebutkan seorang
selir kerajaan Majapahit, bernama Dewi Andong Sari, dikirim ke desa Cancing,
dengan dikawal oleh tentara Majapahit. Saat itu Dewi Andong Sari sedang hamil. Adapun
sang selir sebenarnya sengaja dibuang atau berniat untuk dibunuh oleh
permaisuri Raja Raden Wijaya, yaitu permaisuri Dara Petak. Permaisuri khawatir
bila nantinya putranya sendiri tidak bisa menjadi raja penerus Majapahit, bila
nanti Dewi Andong Sari melahirkan bayi lelaki.
Bayi dari sang selir akhirnya lahir. Namun tidak berapa lama
sang selir meninggal karena sakit. Dewi Andong Sari dimakamkan di Bukit Ratu,
saat itu makamnya ada di daerah perbukitan yang tertutup oleh hutan belantara. Dan
sang bayi dipungut oleh penguasa desa Cancing yaitu Ki Gede Sidowayah. Si penguasa
desa sebenarnya tidak punya istri, sehingga sang bayi kemudian diasuh oleh adik
perempuannya, yang disebut Janda Wura Wuri, di desa Modo, Lamongan. Sang bayi
kemudian dipanggil dengan nama Joko Modo.
Joko Modo hidup sebagai penggembala kerbau, tapi dia
tertarik untuk menjadi prajurit Majapahit. Sementara itu bapak angkatnya ,yaitu
Ki Gede Sidowayah, mendapat hadiah dari kerajaan Majapahit yitu tanah perdikan
di daerah Songgoriti Malang. Joko Modo pun diajak ke Songgoriti. Karena pengaruh
nama besar bapak angkatnya, Joko Modo akhirnya bisa menjadi prajurit Majapahit.
Versi lainnya
Selain kedua versi yang dituliskan diatas masih ada beberapa
versi lainnya. Misalnya ada yang menyebutkan bahwa Gajah Mada berasal dari
Sumatra/Melayu. Karena nama ‘gajah’ sebenarnya asing untuk orang Jawa. Diperkirakan
Gajah Mada merupakan tentara yang ikut dalam rombongan sang Putri Dara Petak dari
Melayu menuju pulau Jawa.
Selain itu masih ada versi yang menyebutkan Gajah Mada
berasal dari Kalimantan, karena dalam cerita rakyat Dayak, diceritakan tokoh
Jaga Mada yang berhasil menyatukan nusantara.
Demikianlah sobat Little Wawan, mengenai asal-usul Gajah
Mada, masih menjadi misteri karena belum ditemukan bukti-bukti sejarah yang
kuat mengenai kelahiran dan masa kecilnya. Semoga tulisan ini bisa menjadi
bahan bacaan yang bermanfaat. Mungkin ada info lainnya, silakan dituliskan
dalam kolom komentar.
Wassalam.
Salam dari kota pahlawan.
Sumber :
Tulisan sebelumnya :
No comments:
Post a Comment