Assalamu alaikum wr wb.
Pada saat ini umat muslim di Eropa bisa dikatakan minoritas
jumlahnya, tapi sisa kebudayaan masih ada disana, salah satunya adalah Istana
Alhambra. Istana itu terletak di Granada Spanyol. Posisinya diatas bukit Alsabika, di tepi
sungai Darro, di tepi jalan Cuesta del Rey Chico. Posisinya yang tinggi
sehingga dapat memandang ke seluruh kota dan padang rumput. Bersebelahan dengan
Alhambra adalah istana Generalife (Jannat al Arif) yang ada diatas bukit Cerro
del Sol .
Semoga tulisan berikut ini mengenai istana Alhambra bisa
menambah wawasan sobat Little Wawan yang membacanya.
Alhambra berasal dari bahasa Arab, yang berarti “merah”.
Nama lengkapnya Calat Alhambra, artinya “benteng merah”. Nama ini muncul karena
dinding luarnya berasal dari tanah liat yang berwarna kemerahan.
Awalnya ini adalah Bangunan benteng kecil, tahun 889. Benteng
ini dibangun oleh Sawwar bin Hamdun dari kekhalifahan Cordoba Spanyol. Setelah
sekian lama tidak terurus, oleh Raja Mohammed ben Moor Al-Ahmar/Mohammed I(1238-1273)
dijadikan istana, pada pertengahan abad ke-11. Kemudian pembangunan diteruskan
oleh Mohammed II (1273-1302) dan Muhammad III (1302-1309) juga Raja Yusuf I(1333-1353), dilanjutkan oleh Mohammed
V (1353-1391).
Berawal dari benteng kecil, kemudian dibangun menara
pengawas (Watch Tower/Torre de la Vella) dan menara penjaga (The Keep/Torre del
Homenaje). Dilanjutkan oleh pembangunan kanal air, gudang, tempat senjata,
sehingga menjadi benteng yang besar. Karena berfungsi untuk istana juga,
dibangun ruang lainnya, Patio Singa (Patio de los Leones), Gerbang Keadilan
(Puerta de la Justicia), tempat pemandian, ruang Comares, Aula Boat (Sala de la
Barca).
Secara keseluruhan, komposisi ruangan tidak terorganisir
secara structural, karena penambahan ruangan terjadi secara bertahap, tanpa ada
master plan dari awal pembangunan. Tapi hal itu sebenarnya wajar terjadi pada
saat itu.
Pengaruh budaya Islam yang dipadukan dengan Bangunan istana
atau benteng ala Eropa sangat nyata terlihat dalam tampilan Bangunan Alhambra.
Ruang-ruang berbentuk segi empat dalam berbagai variasi ukuran, saling
terhubung satu sama lainnya. Hampir semua bagian ruangan diisi dengan dekorasi
geometris ala budaya Islam, juga diisi dengan kaligrafi syair Islami. Di
beberapa bagian sinar matahari dan angin bisa masuk lewat kisi-kisi dekoratif.
Deretan kolom-kolom di area selasar diberi dekorasi Islami.
Dinding antar kolom diberi lengkungan, juga bukaan ruangan bagian atasnya
diberi lengkungan. Ruang terbukanya diisi dengan taman-taman yang indah, juga
kolam dan aliran air yang gemericik, sehingga bagaikan perwujudan “surga di
bumi” seperti yang tertulis dalam ayat-ayat Al Quran.
Gaya arsitektur Alhambra memiliki keunikan tersendiri,
karena tidak sama persis dengan gaya arsitektur di Timur Tengah. Karena
keunikannya, gaya arsitektur ini mempengaruhi gaya arsitektur Spanyol saat itu.
Pada tahun 1492, penguasa kesultanan Granada yaitu Muhammad
XII menyerah tanpa syarat setelah diserang oleh tentara gabungan Raja Ferdinand
II dari Aragon dan Ratu Isabella I dari Castille, sehingga istana Alhambra
luput dari penghancuran tentara musuh. Oleh penguasa baru, istana itu coba
dibangun kembali dengan gaya Renaissance, namun hal ini tidak pernah tuntas.
Akhirnya istana Alhambra dibiarkan terbengkalai cukup lama, sehingga banyak
bagian yang rusak.
Setelah dibiarkan rusak selama beberapa abad, istana ini
ditemukan kembali oleh para sarjana Eropa pada abad ke-19. Bangunan istana
direnovasi kembali, sehingga keindahannya bisa terlihat lagi. Alhambra juga
ditetapkan menjadi situs warisan dunia oleh badan UNESCO yang wajib dijaga.
Keindahannya menjadi inspirasi bagi banyak lagu dan cerita.
Demikian ulasan kami mengenai istana Alhambra yang merupakan
bukti keindahan arsitektur Islam di Eropa pada masa lampau. Untuk sobat Little
Wawan yang ingin menambahkan info atau ingin berkomentar, silakan untuk
menuliskan di kolom komentar. Terimakasih atas waktunya membaca tulisan kami.
Wassalam.
Salam dari kota pahlawan.
Sumber :
No comments:
Post a Comment